Syirik adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam
Islam, pelaku nya disebut musyrik. Sejarah Islam mencatat orang-orang yang
masih menyembah berhala, pohon dan sesuatu selain Allah digolongkan ke dalam
perbuatan syirik. Maka kata-kata “Kaum Musyrikin” begitu popular saat itu,
sebagai lawan kata dari kaum Muslimin, pengikuti Agama Muhammad SAW.
Orang yang meninggal dalam keadaan menyekutukan
Allah maka tempatnya di neraka, tidak ada ampunan bagi mereka. Apa yang saya
tulis di atas adalah hal yang sudah lazim kita dengar, sejak kecil kita
diajarkan hal tersebut. Secara awam sangat mudah kita membedakan antara Syirik dengan
Tauhid, yang satu menyembah selain Allah sedangkan satu lagi menyembah Allah.
Dalam praktiknya sebelum kita mengucapkan kata
syirik dengan membabi buta, apalagi menuduh orang diluar kita sebagai Musyrik,
tentu ada baiknya kita bertanya dalam hati paling dalam, apakah kita sudah
mengenal Allah yang kita sembah? Ataukah kita menyembah sesuatu yang telah
disepakati sejak lahir, sosok di atas sana yang dinamai sebagi “Allah”,
kemudian kita sembah ikut-ikutan, mengikuti tradisi ibadah yang diperkenalkan kepada
kita.
Praktik ibadah ikut-ikutan ini kemudian kita sebut
sebagai ber-Islam karena faktor lahir. Kebetulan kedua orang tua nya Islam,
lahir di lingkungan Islam sehingga dia menjadi Islam. Ibadah diajarkan sejak
akil baliq, shalat, puasa dan mengerjakan rukun Islam, kemudian menjadi Islam
dia. Apakah pernah terpikir dalam hati apakah yang disembah siang malam ini
benar-benar Tuhan Pemilik Bumi dan Langit? Ataukah Tuhan dalam keyakinan dan
pikiran semata?
Ada hal yang kita lupakan, bahwa orang-orang
Jahiliyah dulu itu mereka bukan tidak menyembah Allah, mereka semua meyakini
bahwa Tuhan di atas sana yang berkuasa adalah Tuhan bernama Allah. Kata “Allah”
itu bukan produk Islam, jauh sebelum Islam datang, di kalangan masyarakat Arab
sudah dikenal Istilah Allah. Masyarakat jahiliyah tidak meyakini bahwa Muhammad
adalah utusan Allah, mereka lebih yakin utusan Allah atau penghubung mereka
dengan Allah adalah patung-patung yang merupakan tokoh-tokoh penting mereka di
masa lampau.
Penolakan mereka terhadap Muhammad sebagai utusan-Nya
itu yang menyebabkan mereka tergolong orang-orang tidak selamat, sebagaimana
makna hakiki dari Islam adalah “selamat”. Selamat sampai kehadirat Allah SWT
dari dunia sampai ke akhirat kelak, ini yang tidak di dapat oleh orang-orang
mursyrik di Arab di zaman Nabi.
Masyarakat jahiliyah sulit menerima sosok Muhammad
sebagai utusan Allah, sebagai pembawa wasilah untuk mendekatkan manusia kepada
Allah, mereka lebih menerima sosok yang telah ada secara turun temurun diyakini
bisa menyampaikan mereka kepada Allah.
Penolakan manusia sebagai wasilah kepada Allah itu
bukan dimulai zaman Nabi Muhammad, jauh sebelumnya sejak awal penciptaan, Iblis
sebagai pelopor anti wasilah pertama sejak Allah menciptakan alam dan se
isinya, dengan tegas menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Iblis
melihat Adam sebagai sosok yang level nya jauh berada di bawahnya, baik dari
sisi penciptaan, umur maupun ilmu. Para Malaikat melihat adam sebagai Tajalli
Allah, wadah dari Nur Ilahi, jadi Malaikat tidak sujud kepada zahirnya Adam
tapi sujud kepada rohani yang ada dalam diri adam yang tidak lain adalah Nur Allah
sendiri. “Telah AKU ciptakan rupa nur-Ku sebagaimana rupa hamba-KU”
Setelah Adam, maka nur Allah tersebut kemudian
diberikan kepada orang-orang pilihan, orang-orang yang dikehendaki-Nya
sebagaimana firman Allah dalam surat An- Nur 35, “Allah (Pemberi) cahaya
(kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang
yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca
(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun
yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah
barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak
disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan
bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu
Iblis bukan saja menolak sujud kepada Adam, tapi
juga tidak mengakui ada sebagai khalifah Allah di muka bumi, sebagai pemimpin
seluruh ummat manusia. Iblis sepanjang zaman terus melancarkan propaganda
terhadap utusan-utusan Allah, orang-orang pilihan yang diberikan Nur Allah,
agar manusia jauh dari Allah. Iblis tentu saja tidak akan senang melihat
utusan-Nya, maka sejarah memaparkan kepada kita pembunuhan terhadap utusan
Allah sangat gencar di lakukan oleh orang-orang yang di bisikkan oleh Iblis.
Nabi Zakaria, Nabi Yahya, Nabi Isa termasuk nabi-nabi yang terkena propaganda
Iblis lewat manusia-manusia yang hatinya dirasuki Iblis.
Iblis juga membisikkan kepada masyarakat Jahiliyah
untuk membunuh utusan Allah terakhir yaitu Muhammad SAW dengan berbagai cara,
namun Allah menyelamatkan kekasih-Nya dari usaha pembunuhan tersebut.
Islam kemudian berkembang dengan pesat, Namun
propaganda Iblis tidak akan berhenti, terus dilakukan. Kalau dulu Iblis
berusaha mempengaruhi orang untuk membunuh Nabi agar putus wasilah dengan
Allah, dikemudian hari Iblis berusaha mempengaruhi orang-orang agar melarang
berwasilah kepada Nabi dengan tujuan yang sama agar terputus hubungan dengan
Allah.
Maka di akhir zaman ini muncul gerakan baru yang di
mulai di Arab, gerakan yang memutuskan hubungan rohani antara ummat dengan
Nabinya. Bagi mereka Nabi Muhammad ibarat tukang pos yang bertugas mengantarkan
Al-Qur’an, setelah tukang pos meninggal dunia selesai semua, tidak ada hubungan
sama sekali. Apapun bentuk wujud kecintaan ummat kepada Nabi dimasukkan kepada
tindakan Bid’ah bahkan kafir. Merayakan ulang tahun Nabi dianggap bid’ah karena
menerut mereka Nabi tidak pernah melakukannya, berdoa memohon syafaat di makam
Nabi di sebut syirik/ menyekutukan Allah (berdoa kepada selain Allah), padahal
orang yang menuduh tersebut kalau ditanya “Yang mana Allah?” mereka juga tidak
tahu karena mereka hanya tahu nama saja tanpa mengenal sama sekali sosok
dibalik nama. Kalau anda menuduh orang “Menduakan Allah” anda harus kenal
terlebih dulu dengan Allah, kalau tidak kenal dari mana anda bisa memastikan
bahwa tindakan itu menduakan-Nya?
Ibarat orang hanya kenal nama “Sukarno” sebagai
presiden pertama RI, tidak pernah
berjumpa dan tidak tahu yang mana sukarno, wajahnya pun mereka tidak tahu, namun sangat cinta membabi buta kepada sukarno. Tapi sayang beribu sayang mereka benar-benar tidak mengenal sama sekali dengan sukarno, mereka hanya mengandalkan cinta buta saja, mereka hanya tahu satu kalimat “Jangan menduakan Sukarno ya!”. Ketika orang-orang datang ziarah ke makam Bung Karno, orang-orang bodoh ini dengan lantang berkata, “Hai Kalian telah Menyekutukan Bung Karno, Menduakan Bung Karno!”.
berjumpa dan tidak tahu yang mana sukarno, wajahnya pun mereka tidak tahu, namun sangat cinta membabi buta kepada sukarno. Tapi sayang beribu sayang mereka benar-benar tidak mengenal sama sekali dengan sukarno, mereka hanya mengandalkan cinta buta saja, mereka hanya tahu satu kalimat “Jangan menduakan Sukarno ya!”. Ketika orang-orang datang ziarah ke makam Bung Karno, orang-orang bodoh ini dengan lantang berkata, “Hai Kalian telah Menyekutukan Bung Karno, Menduakan Bung Karno!”.
Gerakan anti wasilah ini (tentu mengikuti tokoh
pencetusnya yaitu Iblis), bukan saja berusaha memutuskan hubungan ummat dengan
Nabi tapi juga memutuskan hubungan ummat dengan ulama karena Iblis tahu bahwa
setelah Nabi tali penghubung ummat dengan Nabi adalah ulama, sebagai pewaris
Nabi. Ulama mewarisi dua hal, Ilmu dan Amal. Ilmu berhubungan dengan apa yang
bisa dipelajari secara akal sedangkan amal tidak lain adalah Nur Muhammad yang
diwarisi oleh Nabi dan inilah warisan yang sangat berharga, dengan Nur Muhammad
ini seluruh umat bisa berdialog dan ber bisik-bisik dengan Allah sebagaimana
ummat di zaman Nabi Muhammad masih hidup. Iblis sangat paham tentang ini maka
dia berusaha memutuskan hubungan langsung ini. Ibarat listrik, Iblis melalaikan
manusia dengan kabel berwarna warni sementara listriknya telah terputus tanpa
arus sama sekali.
Zaman boleh berubah, musim boleh berganti namun
pada hakikatnya dunia ini tetap sama. Kalau zaman zahiliyah dulu Iblis berusaha
membunuh Zahir Muhammad lewat tangan masyarakat zahiliyah, di akhir zaman ini
Iblis berusaha membunuh Bathin Muhammad lewat pemikiran masyarakat zahiliyah
modern kebetulan muncul dari tempat yang sama yaitu Arab. Ajaran Islam tetap
terjaga dan berkembang ke seluruh dunia, di saat yang sama paham Iblis lewat
gerakan anti wasilah untuk memutuskan ummat kepada sumber utama agama yaitu
Rasul tetap berjalan, keduanya saling berebut peran. Setelah 1300 tahun Islam
dengan wasilah kepada Nabi itu aman dan damai di Arab, 100 tahun belakang
tergeser oleh paham yang berseberangan, semoga akan kembali lagi seperti
semula.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua,
mengekalkan Agama-Nya serta utusan-Nya, memberi kesehatan kepada ulama pewaris
Nabi sehingga Islam tetap murni terjaga hingga akhir zaman, Amin ya Rabbal
‘Alamin.
sufimuda
Comments
Post a Comment