Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2014

Kaidah Kalau Sekiranya Amal itu Baik, Mengapa Hal itu Tidak Dilakukan Oleh Rasulullah, Sahabat Dan Para Tabi'in? ”

Setiap ulama tentu saja punya sekian banyak hujjah untuk menguatkan pendapatnya, termasuk juga hujjah untuk menjatuhkan pendapat ‘lawan’nya. Saling melemahkan pendapat lainnya selama masih dalam etika fiqih ikhlitaf tentu saja dibenarkan. Sebab tujuan ijtihad memang untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan paling mendekati kebenaran. Bukan sekedar asal menang atau asal benar sendiri. Di antara bentuk hujjah yang seringkali diajukan oleh para ulama ketika menafikan suatu amal dari kesunnahan adalah apa yang telah Anda sebutkan, yaitu argumentasi bila sautu amal memang baik, mengapa tidak dikerjakan secara langsung oleh Rasulullah SAW dan para shahabat? Argumentasi seperti ini tentu kuat sekali, sebab semua ulama sepakat untuk mengatakan bahwa ibadah ritual itu haruslah selalu mengacu kepada apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Bila tidak ada keterangan yang valid dari Rasulullah SAW, maka suatuamal itu tidak bisa dinisbahkan kepada beliau SAW. Sampai di sini para ulama tent

The Jewish roots of the Saudi Royal family

Penelitian dan Pemaparan Mohammad Sakher: Setelah menemukan fakta-fakta di bawah ini, Rejim Saudi memerintahkan untuk membunuhnya.  - Apakah anggota keluarga Saudi berasal dari Suku Anza bin Wa’il seperti pengakuannya? - Apakah agama mereka Islam? - Apakah mereka asli Bangsa Arab? Di Najd, pada tahun 851 H serombongan bani Al-Masalikh, keturunan Suku Anza, membentuk sebuah kafilah dipimpin olehSahmi bin Hathlul, ditugaskan untuk membeli bahan makanan, biji-bijian gandum dan jagung ke Iraq.Ketika sampai di Bashra, mereka langsung menuju kesebuah toko pakan yang pemiliknya seorang Yahudi bernama Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe. Ketika sedang berlangsung tawar-menawar, Yahudi si pemilik toko bertanya kepada mereka: “Berasal dari suku manakah Anda?”. Mereka menjawab: “Kami berasal dari Bani Anza”, salah satu Suku Al-Masalikh”. Mendengar nama suku itu disebut, orang Yahudi itu memeluk mereka dengan mesra sambil mengatakan bahwa dirinya juga berasal dari Suku Al-Masalikh, namun menetap

Washilah ( Mafaahim yajibu An Tushohhah) sayyed Alwi Al Maliki

Perantara Syirik Banyak orang keliru dalam memahami esensi perantara (wasilah). Mereka memvonis dengan gegabah bahwa perantara adalah tindakan musyrik dan menganggap bahwa siapapun yang menggunakan perantara dengan cara apapun telah menyekutukan Allah swt. dan sikapnya sama dengan sikap orang-orang musyrik yang mengatakan: مَا  نَعْبُد ُهُمْ  إِلاَّ  لِيُقَرِّبُوْنَا  إِلَى  اللهِ زُلْفَى “ Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (QS. az-Zumar:3) Kesimpulan ini jelas salah dan berargumentasi dengan ayat di atas adalah bukan pada tempatnya. Karena ayat tersebutjelas menunjukkan pengingkaran terhadap orang musyrik menyangkut penyembahan mereka terhadap berhala dan menjadikannya sebagai tuhan selain Allah swt. serta menjadikan berhala sebagai sekutu dalam ketuhanan dengan anggapan bahwa penyembahan mereka terhadap berhala mendekatkan mereka kepada Allah swt. Jadi, kekufuran dan kemusyrikan kaum mussyrikin adal

راتب الحداد

الرَاتِب الشَّهِير الإمام القطب عبد الله بن علويالحداد .الراتب الشهيرللحبيب عبد الله بن علوي الحداد ياَ فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَّمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ 3 أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ الْبَرَايَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَاياَ 4  لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ 50 مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَآلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ وَرَضِيَ اللهُ تَعاَلَى عَنْ آلِ وَأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ بِإِحْسَانٍ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْم ِالدِّيْنِ وَعَلَيْناَ مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.الاخلاص 3  المعوذين اَلْفَاتِحَةَ إِلَى رُوحِ سَيِّدِنَا الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ مُحَمَّد بِن عَلِيّ باَ عَلَوِي وَأُصُولِهِمْ وَفُرُوعِهِمْ وَكفَّةِ سَادَاتِنَا آلِ أَبِي عَلَوِي أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ.