Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

Ketika Fatwa Wahhab Bergandeng Mesra dengan Misi Zionis

Beberapa tahun yang lalu ketika usiaku masih belasan tahun dan sedang mengenyam pendidikan di sebuah Pesantren, aku mendapati selebaran yang berisi peringatan terhadap kaum Muslimin untuk mewaspadai misi Zionis, diantara yang aku ingat adalah : 1.           Pisahkan umat Islam dari ulamanya 2.           Pisahkan umat Islam dari Nabinya 3.           Pisahkan umat Islam dari kitab sucinya (Al-Quran ) 4.           Pecah belah dan hancurkan! Beberapa tahun setelah aku kembali ke kampung, aku dapati fenomena Salafi Wahabi. Dan ketika aku mencermati dogma (ajaran) serta cara mereka “berdakwah” (menyampaikan ajarannya), timbul kecurigaan kuat mereka adalah kaki tangan Zionis. Kecurigaanku bukan tanpa alasan, berikut mari bersama kita cermati secara kritis dengan fikiran dan hati yang jernih tentang beberapa fatwa Salafi Wahabi sekaligus efek yang terjadi dalam konteks keselarasan fatwa-fatwa tersebut dengan misi Zionis: Misi 1: Pisahkan umat Islam dari ulamanya 1.         

JANGAN GAGAL PAHAM

Al-Quran sebagai sumber utama Agama Islam memuat tiga ajaran.  Pertama, ajaran akidah , yaitu sejumlah ajaran yang berkaitan dengan apa yang wajib diyakini oleh mukallaf menyangkut eksistensi Allah, malaikat, para utusan, kitab-kitab Allah, dan hari pembalasan.  Kedua, ajaran akhlak/tasawuf , yaitu ajaran yang berintikan takhalli dan tah alli, yakni membersihkan jiwa dan hati dari sifat-sifat tercela dan menghiasinya dengan sifat terpuji. Ketiga, ajaran syariat, yaitu aturan-aturan praktis (al-ahkam al-‘amaliyah) yang mengatur perilaku dan tingkah laku mukallaf, mulai dari peribadatan, pernikahan, transaksi, dan seterusnya. Yang pertama dan kedua sifatnya universal dan statis, tidak mengalami perubahan di manapun dan kapanpun. Tentang keimanan kepada Allah dan hari akhir tidak berbeda antara orang dahulu dan sekarang, antara orang-orang benua Amerika dengan benua Asia. Demikian juga, bahwa keikhlasan dan kejujuran adalah prinsip yang harus dipertahankan, tidak berbeda antara oran

Sayid Muhammad Alwi al-Maliki..... Bahaya Takfirisme.

Telah banyak orang keliru—semoga Allah membenahi—dalam memahami kausal atau hakikat sebab yang menjadikan seseorang keluar dari lingkup Islam sehingga layak di vonis kafir. Di sisi lain, banyak pula pihak yang dengan mudah memasang identitas kafir pada sesama Muslim hanya tersebab perbedaan paham. Ini jika berlarut-larut akan terjebak meminoritaskan umat Islam. Kami memohon maaf pada mereka, izinkanlah kiranya, boleh jadi niat mereka itu baik, yakni demi merealisir amar ma’ruf dan nahi ‘anil munkar, namun mereka lupa aktivitas itu wajib disampaikan dengan penuh hikmah kebijaksanaan, disertai advis-advis yang landai. Kemudian jika menjurus pada polemik, hendaklah dilaksanakan dengan metode yang terbaik, sesuai firman Allah, “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik ” (Q.S. an-Nahl: 125). Inilah kiranya metode yang lebih cepat diterima, lebih cepat berhasil untuk menyadarkan mereka yang lalai atau jahi